MEDAN,WARTAPENARIAU.com-Sejumlah ibu rumah tangga (IRT) mengeluhkan pelayanan oknum di kantor dinas sosial Medan, Senin (04/5/2020).
Kejadian ini bermula dari sekelompok warga ibu rumah tangga separuh baya menyambangi kantor dinas sosial Medan, perihal arahan dari kepala lingkungan kelurahan Harjosari ll dan Kepling Tanjung Gusta untuk mendatangi kantor dinas sosial Medan.
Lilik Haryono dan rekannya mengakui menerima bantuan sembako, yaitu beras 5 kg dan telur satu papan dan bukanlah penerima Program Keluarga Harapan (PKH), seperti yang disebutkan kepling.
Lilik haryono menegaskan tidak terima perkataan kepala lingkungan (kepling), bahwa dirinya tidak lagi mendapatkan bantuan sosial (bansos).
IRT yang sehari hari berprofesi sebagai buruh cuci harian ini protes mengapa tak diikut sertakan untuk penerima bantuan bansos ini.
“Saya berani sumpah tidak ada penerima PKH dan saya benar-benar butuh bantuan, suami saya buruh bangunan dan sekarang tidak ada kerjaan, jadi kami makan apa lagi,”keluhnya.
Berangkat dari persoalan itu, Lilik bersama beberapa IRT lainnya mendatangi kantor Dinas sosial Medan, disaat dikantor tersebut bukan justru mendapatkan jawaban atau pelayanan yang seyogianya malah disinyalir diperlakukan dengan tidak baik.
“Iya bang kami masuk baik-baik mau mempertanyakan permasalahan ini dan berharap mendapatkan titik terang,”harapnya,
Ditambahkan “Kami pun atas arahan dari Kepling datang kesini, namun nyatanya kami dibentak dan diusir keluar, padahal kami sedang berpuasa,”ungkapnya.
Dengan kejadian ini kami warga merasa di pimpong, keluh warga. Cukuplah bencana (non alam) Covid 19 ini yang membuat kami panik, janganlah kami warga diperlakukan seperti ini,”tegasnya.
Wartawan wartapenariau.com berupaya konfirmasi ke Kantor Dinas Sosial Medan, namun Kepala Dinas Sosial Medan, Endar Sutan Lubis tidak berada ditempat.*** (Ly Tnb/BTM/)
Penulis: Bonni T Manullang
Editor: T.Sitompul
