Proses Belajar Mengajar SMK Perminyakan PGRI Dumai “Lengang”

DUMAI,WARTAPENARIAU.com-Semenjak kejadian aksi demo seratusan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perminyakan Kota Dumai, Sabtu (22/7) yang lalu, sejumlah persoalan dikabarkan terus menghiasi sekolah kejuruan ini.

Persoalan yang dialami sekolah SMK perminyakan ini diantaranya bahwa kelangsungan proses belajar mengajar disebut belum “maksimal bahkan lengang”.

Selain proses belajar mengajar yang disebut kurang maksimal, siswa anak didik SMK Perminyakan milik Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Dumai ini juga dikabarkan berangsur – angsur memilih untuk pindah sekolah lain.

Berlarutnya permasalahan di tubuh sekolah kejuruan perminyakan dibawah naungan guru-guru di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemko Dumai itu, membuat para orang tua murid resah, kebingungan, bagaimana nanti nasib anak mereka di SMK ini.

Kepala SMK Perminyakan PGRI, Jalan Khairuddin Naustion, Gang Pelajar, Kelurahan Jaya Mukti, Kecamatan Dumai Selatan Kota Dumai, Auzar M.Si, tidak berada di sekolah tersebut, ketika awak media ini mencoba meminta klarifikasi soal keresahan para orang tua murid.

“Pak Auzar sedang dinas luar di Pekanbaru untuk mengikuti pelatihan sekolah model,”ujar Wakil kepala SMK Perminyakan ini kepada awak media ini, Jumat (13/10/2017).

Ketika wakil kepala sekolah yang enggan memberi tahu namanya kepada media ini untuk memberi klarifikasi informasi yang berkembang soal masalah sekolah dimaksud, ibu wakil tersebut mengaku harus seizin kepala sekolah dulu untuk memberikan statement konsumsi media.

“Langsung dengan pak Azuar saja, nanti saya salah ngomong pak,”tandas ibu wakil itu.

Sebagaimana diketahui, bahwa SMK Perminyakan milik PGRI Dumai, usianya masih terbilang muda. Sekolah ini nantinya baru meluluskan siswanya klas 12 (klas III) tahun ajaran 2017/2018, merupakan angkatan pertama.

Namun, semenjak SMK Perminyakan ini muncul di lingkungan PGRI Dumai, permasalahan dari lingkungan internal sekolah muncul menerpa.

Setidaknya 5 orang guru yang terbilang produktif SMK Perminyakan ini awalnya meminta penambahan gaji, akan tetapi permintaan gaji untuk ditingkatkan belum terkabul, pemecatan guru ini terjadi.

Tidak putus ceritanya tentang pemecatan guru itu saja. Sekolah yang baru ini pun mengukir sejarah baru di lingkungan sekolah dengan munculnya aksi demo mogok belajar dari ratusan anak didik sekolah itu.

Aksi Demo dilakukan murid sekolah tersebut merupakan sebuah ugkapan para siswa kalau siswa tidak rela gurunya dipecat dari sekolah karena guru yang dipecat merupakan guru yang produktif.***(Tambunan)