DUMAI,WARTAPENARIAU.com-Warga RT. 18 dan RT. 14 yang berdomisili di Kelurahan Basilam Baru , Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai berharap kepada Pemerintah untuk membangun jalan cinta makmur. Pasalnya, kondisi jalan tersebut sangat memprihatinkan, hampir 18 Tahun digunakan masyarakat belum pernah ada bantuan pemerintah untuk pembangunannya.
Masyarakat yang menggunakan akses jalan cinta makmur setiap hari cukup padat. Jalan ini salah satunya akses jalan warga untuk keluar masuk bahkan jalan ini satu-satunya sarana yang digunakan warga untuk akses pengangkutan buah sawit hasil Panen untuk dibawa keluar.
Keterangan di rangkum di lapangan menyebutkan, bahwa keberadaan jalan cinta makmur usianya hampir 18 Tahun yang dibangun oleh warga secara swadaya. Tetapi dengan usianya yang cukup tinggi tidak ada pembangunan, maka kondisinya memperihatinkan apalagi pada musim iklim penghujan badan jalan becek dan belrumpur. Jika mobil pengangkut sawit melintasi membuat jalan tersebut makin parah.
“Warga masyatakat di RT. 18 kepada awak media ini mengatakan bahwa jalan cinta makmur belum pernah ada bantuan dari pihak manapun untuk melakukan pengerasan badan jalan ini,”ujar anggota masyarakat. Bahkan warga di RT. 18 yang tidak jauh dari jalan cinta makmur mengatakan untuk bantuan semenisasi dari pemerintah untuk membangun jalan cinta makmur ini. “Bantuan semenisasi satu jengkalpun hingga kini belum pernah ada,”sebut warga itu.
“Kami warga masyarakat di dua Rt ini, yakni RT. 14 dan RT. 18 lebih kurang ada 700 KK dan berharap ada bantuan dari pemerintah Kota Dumai agar jalan cinta makmur yang panjangnya lebih kurang 8 kilometer ada pembangunan”. Sebab akses ajalan masyarkakat yang ada bisa digunakan hanya melalui jalan cinta makmur. Karena itu sudah seharusnya ada pembangunan jalan tersesbut,”harap warga itu.
Secara terpisah kepada awak media ini salah seorang warga RT. 18, Khairul menyebut, apabila musim hujan jalan ini tetap becek dan berlumpur, apalagi jika tepat hari kamis atau malam jumat hujan turun badan jalan ini sudah becek dan berlumpur,”keluhnya,
Penulis Rudi Daulat Sirait
Editor : Nelson.
