Sejarah Marga Sitompul

DESA SITOMPUL,WARTAPENARIAU.com-Bahwa Si Raja Batak anaknya ada dua orang, yaitu Guru Teteabulan dan Raja Isumbaon.

Bahwa Raja Isumbaon anaknya  ada tiga orang, yaitu Tuan Sorimangaraja, Raja Asi-Asi dan Sangkar Somalidang.

Bahwa Tuan Sorimangaraja anaknya ada tiga orang, yaitu Nai Ambaton, Nai Rasaon dan Nai Suanon.

Bahwa Nai Soanon anaknya ada delapan orang, yaitu Si Bagot Ni Pohan, Sipaet Tua, Si Lahi Sabungan, Siraja Oloan, Si Raja Huta Lima, Si Raja Sumba, Si Raja Sobu dan Naipospos (Martuasame)

Bahwa Si Raja Sobu pada awalnya bertempat tinggal di Onan Raja Balige, persisnya adalah di lokasi Rumah Sakit Umum HKBP Balige.

Bahwa Si Raja Sobu dikaruniai dua orang anak yaitu Raja Sitompul dan Raja Hasibuan.

Bahwa menurut cerita beberapa orang warga di daerah Desa Gurgur Aek, Raja Sitompul bertempat tinggal dan hidup bersama masyarakat disana. Raja Sitompul nikah dengan seorang putri yang cantik jelita namanya Bunga Marsondang Boru Siregar. Begini ceritanya, bahwa Raja Sitompul sedang santai duduk di atas pohon sambil menikmati indahnya kawasan gunung dan Tao Toba.

Bahwa dalam hatinya dia berdoa dan meminta kepada Ompu Mulajadi Nabolon agar ditunjukkan seorang putri atau gadis untuk dijadikan istri agar hidupnya tidak kesepian.

Bahwa ketika sadar dari alam angan-angannya, dia melihat ke bawah (dari atas pohon) muncul sebuah bunga yang sangat cantik dan mengeluarkan cahaya putih. Dalam bahasa batak : Bunga na bontar i na binereng nai marsinondang mansai uli. Raja Sobu turun dari atas pohon hendak memetik bunga yang cantik jelita itu. Ketika Raja Toga Sitompul hendak memetik bunga itu, ternyata bunga tersebut adalah seorang gadis cantik yang tidak ada tandingannya. Mereka pun saling berkenalan dan terjadilah hubungan cinta. Gadis tersebut akhirnya menjadi istrinya dan namanya disebut Bunga Marsondang.

Ceritanya Bunga Marsondang adalah Boru Siregar.
Bahwa dari hasil pernikahan Raja Sitompul dengan Bunga Marsondang dikaruniai satu orang anak yaitu Hobolbatu. Bunga Marsondang sangat sayang terhadap anaknya Hobolbatu. Kemudian semua ilmu yang dimiliki Bunga Marsondang diturunkan kepada anaknya Hobolbatu. Dan setelah besar Hobolbatu kemudian dikawinkan dengan Boru Sinaga.

Bahwa istri Hobolbatu ada dua orang yaitu yang pertama Boru Sinaga dan istri kedua Boru Situmorang. Dari istri pertama Boru Sinaga lahir dua orang anak yaitu Sabar Dilaut (Lumbantoruan) dan Handang Dilaut (Lumbandolok).

Bahwa dari istri kedua Boru Situmorang lahir tiga anak. Anak pertama adalah Sabuk Nabegu (Siringkiron). Anak kedua lahir seorang anak perempuan namanya Mariana. (Dikenal sebagai Boru Tompul Sopurpuron) dan anak ketiga adalah Lintong Ditao (Sibange-bange).

Bahwa dari Gurgur, Ompu Hobolbatu dan keturunannya (pomparan) pindah ke arah Rura Silindung bersamaan dengan marga lain seperti Naipospos dan Sihombing. Mereka berjalan kaki menelusuri lereng bukit barisan menuju Rura Silindung.

Bahwa pertama kali mereka singgah di Hutabarat. Dari Hutabarat sebagian pomporan Raja Toga Sitompul pindah ke Lumban Siagian dan terakhir tinggal di Desa Sitompul. Ketika mereka sampai di Tarutung Rura Silindung yang berkuasa waktu itu adalah Guru Mangaloksa dan keturunannya.

Bahwa keturunan Raja Toga Sitompul tinggal di Tarutung tepatnya Desa Sitompul (sekarang). Sabar Dilaut membangun rumah di daerah bagian bawah (disebut Lumban Toruan) dan Handang Dilaut membangun rumah di bagian atas (Lumban Dolok) dan Lintong Ditao membangun rumah di daerah Bange-bange (makanya disebut Sibange-bange) dan Sabuk Nabegu tinggal di bibir gua dan dia selalu dikunjungi oleh abang dan adeknya. Makanya disebut daerah Sitingkiron, menjadi Siringkiron.

Bahwa sejak itulah Sabar Dilaut selalu dipanggil Sitompul Lumban Toruan, Hangdang Dilaut dipanggil Sitompul Lumban Dolok, Sabuk Nabegu dipanggil Sitompul Siringkiron dan Lintong Ditao dipanggil Sitompul Sibange-bange.

Bahwa di desa Sitompul masih ada parhutaan wilayah Sitompul Lumban Toruan, wilayah Lumban Dolok, wilayah Siringkuron dan wilayah Sibange. Semuanya masih di kawasan Desa Sitompul.

Bahwa menurut beberapa orang marga Sitompul, diatas Desa Sitompul, terdapat bukit (tombak) milik masing-masing. “Sebelah sana adalah tombak (lahan) ni Lumbantoruan, sebelah sana lagi tombak ni Lumban Dolok, sebelah situ tombak ni Siringkiron dan sebelah yang itu tombak ni Sibange-bange.

Bahwa pada awalnya tinggal di Desa Sitompul, selain wilayah untuk tempat tinggal juga mereka mewarisi ‘tombak’ (bukit). “Waktu kecil saya masih ingat, kami anak-anak pergi ke ‘tombak’ untuk mencari kayu bakar. Dan hingga sekarang tidak ada marga lain yang mengaku ‘tombak’ tersebut selain marga Sitompul.

Bahwa disanalah Keturunanmya tinggal. Sementara itu, Ompu Hobolbatu terus menelusuri gunung, lembah dan gunung sampai ke Luat Pahae, terus ke Sipirok, Padang Sidimpuan dan Gunungtua. Di daerah-daerah tersebut dia melihat bahwa ada kehidupan. Dia pun kembali ke Tarutung dan menceritakan bahwa di daerah yang dia jalani ada kehidupan baru yang lebih baik. Dia pun menyuruh pomparannya kesana membuka lahan pertanian.

Bahwa demikianlah tahun demi tahun, keturunan Raja Sitompul yang ada di Tarutung hijrah secara pelan-pelan ke Luat Pahae dan daerah Sipirok Tapanuli Selatan. Mereka menelusuri lereng gunung sampai ke daerah Pahae. Namun ada yang terus melanjutkan perjalanan sampai ke Sipirok dan Padang Sidempuan Tapanuli Selatan. Dari Luat Pahae ada yang turun lewat gunung dan lembah sampai ke Sibolga Tapanuli Tengah. Dari Tarutung ada juga yang merantau ke Laguboti yaitu Ompu Jarangar anak kelima dari Datumanggiling.

Bahwa karena kehidupan di Pahae jauh lebih menjanjikan daripada di Rura Silindung, maka keturunan sitompul yang ada di Tarutung hijrah setelah mendengar bahwa saudara-saudaranya sudah banyak yang berhasil di Pahae. Sampai generasi ke 8 (nomor 8 dari Raja Toga Sitompul pada tarombo) masih banyak yang hijrah ke Pahae. Disaat itu terjadi perang Padri dan perang Bonjol.

Lumban Toruan

Bahwa Ompu Lumban Toruan mempunyai satu orang anak yaitu Raja Imbak Sahunu. Raja Imbak Sahunu punya dua anak yaitu Namora Sande Tua dan Baliga Raja. Anak dari Namora Sande Tua tiga orang yaitu Namora Naga Timbul, Namora Banuaji dan Namora Batu Mundom (keturunannya kini ada di Silindung).

Bahwa anak dari Namora Banuaji dua orang yaitu Sutan Maimatua dan Sutan Bodiala. Keturunan Sutan Maimatua ada tiga orang yaitu Lias Raja, Sampang Raja dan Jompak Raja. Ompu Lias Raja pergi ke Sibolga, Sampang Raja ke Janji Maria Pahae dan Jompak Raja pergi ke Sipirok. (Dalam buku Tarombo nomor urut 8 dari Raja Toga Sitompul).

Lumban Dolok
Bahwa Ompu Lumban Dolok punya dua orang anak yaitu Saur Ni Aji dan Martangga Ni Batu. Anak dari Martangga Ni Batu tiga orang yaitu Tuan Nagani (Pergi ke Sigurung-gurung Pahae), Ompu Ni Guguan (tinggal di Silindung) dan Datu Goga. Anak dari Tuan Nagani empat orang yaitu Ompu Manggontang (keturunannya tinggal Pahae), Ompu Birong (Keturunannya ada yang pergi ke Sibolga), Ompu Panigoni (Keturunannya ada yang pergi Sidimpuan) dan Ompu Rori (keturunannya tetap tinggal Pahae).

Bahwa anak dari Ompu ni Guguan tiga orang yaitu Baha Raja, Parbalatuk Tunggal dan Buntul Mata. Anak dari Baha Raja tiga orang yaitu Ompu Partungkoan, Ompu Solopoan dan Raja Partahian. Anak dari Raja Partahian dua orang yaitu Ompu Lamak dan Naga Timbul (pergi ke Batu Nadua Sidimpuan). Ompu Lamak kawin dengan Boru Siagian dan mempunyai dua anak yaitu Ama ni Batu Lamak (Pergi ke Pahae dan kawin dengan Boru Sigurung -gurung di Pahae) dan Ompu Partahian (tinggal di Silindung dan kawin dengan Boru Nainggolan).

Siringkiron
Bahwa Ompu Siringkiron anaknya hanya satu yaitu Ompu Mangarerak. Anak dari Ompu Mangarerak juga satu yaitu Ompu Sotargomar. Dan anak dari Ompu Sotargomar ada tiga orang yaitu Ompu Singgar Diaji, Ompu Panggalang dan Ompu Tinsut.

Bahwa sesuai dengan Tarombo Siringkiron, Ompu Singgar Diaji merantau ke Madina Tapanuli Selatan dan mereka telah membuka perkampungan (huta) disana. Sementara keturunan Ompu Panggalang sebagian merantau ke Janji Angkola dan Tapanuli Tengah dan sebagian lagi tinggal di Silindung. Dan keturunan Ompu Tinsut ada yang tinggal di Pahae dan sebagian merantau ke Janji Angkola dan Sipirok Tapanuli Selatan.

Sibange-bange
Bahwa Ompu Sibange-bange mempunyai tiga anak yaitu Sariburaja, Datu Manggiling dan Raja Tinaruan.

Saribu Raja
Bahwa anak dari Saribu Raja enam orang yaitu Tuan Saur, Ompu Pangarisan, Namora Batu Mundom, Ompu Ni Anggara, Daruhan Lombang dan Sampulu Tua. Keturunan dari Ompu Saribu Raja pada awalnya sebagian besar sudah pergi ke Pahae.

Datu Manggiling
Bahwa anak kedua dari Ompu Sibangebange adalah Datu Manggiling. Tarombo Datu Manggiling ada dua versi tentang jumlah anaknya. Ada yang menyebut bahwa anak dari Datu Manggiling ada lima yaitu Namora Hussus, Tuan Boksa, Ompu Soripada, Datu Mira dan Jarangar. Keturunan dari Jarangar ada dua orang yaitu Patuan Jonang dan Guru Tinandang (Datu Tandang) yang membuka perkampungan (huta) di Huta Tinggi Laguboti.

Bahwa kabarnya, dari Huta Tinggi Laguboti anaknya yang kedua Guru Tinandang pergi ke daerah Porsea dan membuka perkampungan disana dan mereka menyebut Lumban Masopang.

Bahwa Pemimpin Redaksi Wartapenariau.com,T.Sitompul adalah keturunan DATU MANGGILING yaitu keturunan NAMORA HUSSUS dan saat ini, rumah kediaman keturunan Datu manggiling masih ada di Huta Labu Boti yang bersempadan dengan huta Lumbang Holbung.

Bahwa Pemimpin Redaksi Wartapenariau.com adalah keturunan Ompu Soripada yang lahir di Desa Sitompul, yaitu huta Labu Boti. Sampai saat ini masih ada makam keturunan Ompu Soripada di Desa Sitompul.

Bahwa nenek dari Pemimpin Redaksi Wartapenariau.com ada 2 orang, yaitu Opung Parbotik Sitompul dan Opung St. Henneri Sitompul.

Bahwa saat ini, T.Sitompul bertempat tinggal di Kecamatan Dumai,Timur, Kota Dumai, Provinsi Riau.

Masopang.
Bahwa satu versi lain mengatakan bahwa anak dari Datu Manggiling ada empat orang, yaitu Namora Hussus, Tuan Boksa, Mata Mira dan Dasopang. Menurut Ompu Moses Sitompul Ompu Soripada adalah keturunan dari Namora Hussus. Ompu Soripada merantau dari Pahae ke Sibolga dan dari Sibolga datang ke Lumban Siagian Silindung dan membuka perkampungan disana.

Bahwa Ompu Moses Sitompul mengatakan anak dari Namora Hussus ada tiga orang. dan anak dari Tuan Boksa yang tinggal di Simata ni Ari Pahae anaknya satu orang yaitu Raja Birong. Anak dari Raja Birong dua orang yaitu Ompu Jau dan Ompu Burju. Keturunan dari Ompu Jau sampai sekarang tinggal di Simata ni Ari Pahae dan keturunan dari Ompu Burju tinggal di Sibaganding.

Raja Tinaruan
Bahwa anak ketiga dari Sibange-bange yaitu Raja Tinaruan tidak tinggal diam. Dia pun ikut hijrah ke dareah Pahae.

Bahwa pertama kali dia tiba di Simardangiang. Dia kawin disana dan mempunyai dua anak. Yang pertama Namora Batu Mundom dan anak kedua Tuan Nagani.

Bahwa anak kedua Tuan Nagani meninggalkan Simardangiang melintasi pegunungan dan tiba di Aek Matio. Dari sana turun ke Adian Rahot (Adiankoting). Di Adian Rahot  Ompu Tuan Nagani membuka perkampungan. Anaknya ada dua yaitu Ompu ni Gaga dan Ompu Matio.

Bahwa Ompu ni Gaga mempunyai empat orang anak, yang pertama Lemlem (kembali ke Simardangiang Pahae). Anak kedua Bauk (tinggal di Adiankoting sampai sekarang). Anak ketiga Ompu Debata (tinggal di Adian Rahot) dan anak ke empat Lumbot (pergi merantu ke Barumun Tapanuli Selatan.

Bahwa Ompu Debata yang tinggal di Adian Rahot mempunyai dua anak, yaitu Ompu Marbona (tinggal di Pagaran Pisang) dan Ompu Raja Sina tetap tinggal di Adian Rahot.  Ompu Raja Sina mempunyai empat anak. Yang pertama Ompu Tunggal ni Huta (pulang ke Pahae tinggal di Jonggi), anak kedua Ompu Hondi (pulang ke Pahae tinggal di Jonggi), anak ketiga Ompu Harutur pergi Soposaba (masih kecamatan Adiankoting) dan anak ke empat Ompu Rumipa kembali ke Pahae. Sampai ke Tanah Rantau.

Bahwa saat ini Keturunan Raja Toga sitompul sudah berserak ke seluruh pelosok tanah air di Indonesia, baik dari Silindung Tarutung, dari Luat Pahae dan dari Sibolga Tapanuli Tengah. Bahkan sudah ada yang tinggal menetap di luar negeri.

Bahwa marga Sitompul sama dengan marga lainnya suka merantau ke kota besar. Alasan merantau diantaranya sekolah dan mencari kerja. Daerah tempat merantau diantaranya Pematang Siantar, Medan,  Jakarta, Surabaya, Duri, Kota Dumai, Pekanbaru dan daerah lainnya. Marga Sitompul hampir sudah ada di setiap provinsi di Indonesia.

Bahwa sudah banyak marga sitompul yang berhasil, diantaranya ada yang menjadi Menteri, Kapolda, Hakim, Jaksa, Pengacara beken, anggota DPR RI, Pengusaha dan jabatan penting lainnya di Indonesia.

Bahkan ada marga sitompul yang pernah memegang jabatan Menteri yaitu Ir Mananti Sitompul yang menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum/Menteri Kesehatan dimasa Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) tahun 1948.

Bahwa menurut cerita beberapa orang marga sitompul, bahwa pada awalnya, pomparan Raja Toga Sitompul sudah merantau ke Pahae, tapi perpindahan besar-besaran (eksodus) terjadi ketika daerah Tapanuli mengalami penyakit Kolera. Penyakit Kolera ini terjadi ketika perang Padri. Ribuan orang tewas mengenaskan akibat perang dan tergelatak begitu saja di kampung-kampung, di jalanan dan ada yang dibuang begitu saja. Mayat membusuk mengakibatkan bau busuk. Muncullah penyakit kolera yang mengakibatkan kematian.

Bahwa melihat situasi dan kondisi demikian, maka banyak masyarakat yang meninggalkan Rura Silindung. Khusus marga sitompul, mereka pergi ke Pahae menemui saudara-saudaranya yang sudah terlebih dahulu merantau ke daerah tersebut. Dari Luat Pahae, sebagian dari mereka berangkat ke Sibolga, ke Adiankoting, ke Sipirok dan daerah lain.

Editor: T.SITOMPUL

WARTA PENA RIAU

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *